Friday, January 27, 2012

Marvin's Room

okay. sooo i'm in LOVE with a song right now, like this song gets stuck in my head for all day long .__. it's called Marvin's Room, JoJo's version (somehow it's the only version i love).
here's the lyrics btw :)


Marvin's Room
I've been up three days
Adderall and Redbull
This call is a mistake
There’s something strong in this water bottle
I hear you got a new chick
But that's a little Barbie doll
I feel so pathetic
But you still haven’t heard it all



Fuck that new girl that you like so bad
She’s not crazy like me, I bet you like that
I said fuck that new girl that’s been in your bed

And when you’re in her I know I’m in your head
I’m just saying you can do better
Always turned you out every time we were together
Once you had the best boy you can’t do better
Baby I’m the best so you can’t do better


[Verse 2]
I ran into your homeboys
They’re all fucking idiots
You’re not even my boyfriend
But They're tripping because I’m in the club
Yeah that’s right I’m dancing
And something cool is in my cup
I’ma send a sexy picture
To remind you what you’ve given up

[Chorus]
Fuck that new girl that you like so bad
She’s not crazy like me, I bet you like that
I said fuck that new girl that’s been in your bed
And when you’re in her I know I’m in your head
I’m just saying you can do better
Always turned you out every time we were together
Once you had the best boy you can’t do better
Baby I’m the best so you can’t do better

Saturday, January 7, 2012

HAPPY NEW YEAR!!

Well then. HAPPY NEW YEAR! Aku tahu kemarin aku bilang aku tidak merayakan tahun baru, tapi untuk menghargai orang-orang yang merayakannya, aku tetap akan bilang Happy New Year. 


Sebetulnya bukan masalah perayaan tahun baru yang akan aku ceritakan. Ada sesuatu yang lebih membuatku berpikir dibanding itu.


Kau ingat, kan, pesta Tahun Baru yang dirayakan di rumah saudaraku tanggal 31 Desember lalu? Yah, pestanya lumayan sih. Barbecuenya enak sekali. Jagungnya juga lumayan. Sayangnya, semuanya kurang berkesan. Entah kurang apanya. Pokoknya, "sesuatu" yang akan aku bicarakan ini jauh lebih mengesankan.


Ketika aku sedang asyik-asyiknya makan daging panggang dengan saus dan sosis, kakekku berkata, "Akan ada Sule di rumah seberang. Mau kesana?"


"Sule?" tanyaku bodoh. Kakekku mengangguk. Kalau kau orang Indonesia asli, aku yakin kau tahu siapa Sule. Yah, dia komedian terkenal, kan? Lawakannya juga lucu. Jadi ketika kakekku mengajakku ke rumah seberang, aku setuju saja. Lagipula ia suka Michael Jackson.


Ketika aku masuk ke rumah seberang (itu julukanku untuk rumah itu), aku terpana. Rumah itu adalah rumah dengan ukuran SUPER BESAR, lengkap dengan taman besar di tengah rumah. Jadi, bentuk rumah itu setengah lingkaran, dan taman besar itu terletak "di dalam" rumah. Bagus, ya? Tentu saja. Ditambah lagi dengan dekorasi panggung dan tenda yang cukup mewah, plus lampu-lampu berwarna-warni yang ditata diatas tanaman-tanaman disana, kesannya jadi seperti tanaman merambat yang menyala. Tiba-tiba aku merasa pesta barbecue-ku biasa saja.


Jujur, ketika sampai disana, aku tidak memerhatikan lawakan Sule dan kawan-kawan. Aku lebih memerhatikan suasana disana. Banyak sekali orang yang hadir; rupanya sang tuan rumah mengundang seluruh warga di perumahan itu. Ketika Sule melawak, semua penonton tertawa terbahak-bahak (tawa yang terlalu keras biasanya tak terdengar tulus, ya? Apa hanya aku yang merasa begitu?). Tamu-tamu yang lain, yang tak memilih ikut menonton Sule, lebih senang duduk-duduk di ruang tamu sambil bergosip. Aku sempat melihat ada anak-anak di ruang keluarga (yang besarnya minta ampun), tidur-tiduran sambil menonton televisi. Aku, yang merupakan satu-satunya orang asing, agak merasa tersisihkan.


Lama-lama, lawakan Sule menarik perhatianku juga. Uh, tidak, bukan lawakannya, tapi gayanya. Pernahkah kamu bertemu seseorang yang begitu nyentrik sampai kau tak bisa berhenti memerhatikannya? Itu yang aku pikirkan ketika melihat Sule tampil. Lalu aku berpikir: bagaimana rasanya jadi orang terkenal? Aku yakin banyak sekali orang yang mengandalkanmu sebagai tokoh masyarakat; sebagai orang yang dikagumi publik. Aku juga yakin, ada ratusan, bahkan ribuan orang yang berharap bisa mengenalmu. Dan aku yakin, semua itu tidak mudah.


Bayangkan saja. Ketika kau datang ke suatu tempat, kau jadi sorotan publik. Semua mata terpaku padamu. Yang akan selanjutnya terjadi adalah munculnya komentar-komentar. Orang akan membicarakan gayamu, caramu berpakaian, logatmu ketika berbicara, model rambutmu, dan bahkan mungkin jenis-jenis barang yang kau bawa. Tentu saja semua itu menyenangkan (siapa sih yang tak mau jadi sorotan publik dan dikagumi?), tapi ketika apa yang kau lakukan tak memenuhi "kriteria" masyarakat, maka kau dianggap gagal. Percaya deh, aku tahu.


Aku tahu menjadi seorang tokoh terkenal itu tidak gampang. Kau harus selalu bertingkah baik dan tidak membuat onar, atau kau akan dicap jelek. Atau mungkin kalau kau bertingkah terlalu baik, para pembuat acara gosip akan membuat namamu jelek dengan berita palsu. Aku juga tak tahu kenapa aku bisa tahu, tapi sebaiknya kau percaya padaku.


Aku buru-buru membuyarkan lamunanku. Ketika Sule melawak lagi dan penonton tertawa makin keras, kembang api pertama meledak di kejauhan. Lalu kembang api kedua datang. Lalu yang ketiga. Keempat. Kelima. Semuanya berwarna merah, hijau, dan biru serta ungu, menimbulkan suara ledakan yang, anehnya, cukup enak didengar. Akhirnya, kakekku mengajakku kembali ke lokasi pesta.


Kembali ke lokasi pesta di rumah saudaraku rasanya seperti kembali ke ruang kedap suara setelah berjam-jam menghabiskan waktu di jalan raya yang kena macet. Suara-suara yang berisik dan tak keruan menghilang, berganti dengan suara mengobrol kecil dari mulut saudara-saudaraku. Tanpa sadar, waktu telah menunjukkan pukul 23.45 dan kami tahu kami harus menyiapkan kembang api dari sekarang.


Kami mempunyai kembang api berukuran ultra besar di garasi. Kau tahu, kembang api yang dipakai di alun-alun kota, yang bisa meledak sampai tinggi sekali dan mengeluarkan bermacam-macam warna. Yah, kami punya lebih dari lima bungkus yang seperti itu. Pukul 23.55, kami menyalakan kembang api besar pertama kami.


Kau takkan bisa membayangkan indahnya melihat kembang api meledak tepat diatas kepalamu dari jarak yang sangat dekat. Kembang api pertama itu meluncur tinggi ke atas, awalnya hanya berupa cipratan emas, tapi ketika sampai di langit, cipratan itu meledak, membentuk bunga kamboja berwarna merah dan emas cerah. Kembang api selanjutnya berwarna hijau dan emas, dengan pola yang sama namun ukurannya lebih besar. Tak lama setelah itu, rumah seberang juga meledakkan kembang api pertama mereka, yang berwarna emas.


Yang selanjutnya terjadi adalah "perang" kembang api. Bukan perang betulan, sih. Tapi entah kenapa, setiap kami meledakkan satu kembang api, rumah seberang juga melakukannya. Tak jarang kembang api kami bertemu dan bertabrakan, menciptakan kombinasi yang mega indah. Aku tidak bisa berhenti tersenyum saat itu.




Yah... Itulah tulisanku menyambut Tahun Baru ini. Aku tahu aku telat mengucapkannya, jadi maaf. Tolong beritahu aku pendapatmu tentang tulisanku ini, baik kritik, pujian maupun saran. Bye..